Medeniyetin Besigini Koruyalim
Sarunai Ombak Nan Badabua.
Alam Takambang Jadi Guru. Mozaik kelana dari balik lensa.
Whether you like it or not, mathematics is everywhere.
My daily Journal~ avonturen in de wildernis van het leven.
Pictures of a Daily Life Journey (2023-...).
Di Bulan ke 7 saya study S3, saya membawa keluarga saya dari Padang ke Melbourne. Saat itu usia anak saya yang besar adalah 7 tahun sekian bulan dan anak yang kecil 4 tahun sekian bulan. Maka sesuai dengan aturan pemerintah Australia (State Victoria lebih khususnya, state yang lain kurang lebih sama mungkin) anak yang berusia 7 tahun ke atas sudah harus didaftarkan ke sekolah dan penerimaan dari sekolah menjadi salah satu dokumen persyaratan pengurusan visanya. Cerita tentang hari-hari pertama kami mengurus sekolah uda Aqsha di Melbourne ini sudah pernah saya tulis di blog sebelah :klik disini:.
Berikut hal-hal yang yang diperlukan untuk mengurus sekolah anak sebelum kita ke Australia. Ini dibutuhkan untuk mengurus visa.
2. Mengisi form pendaftaran dari sekolah
Setelah menentukan sekolah yang akan dituju, maka proses berikutnya adalah mengisi form pendaftaran. Biasanya ini bisa di donlod di web sekolahnya. Dan biasanya formatnya sama untuk se victoria. Sebagai contoh untuk SD negeri di sekolah anak saya, proses pendaftarannyanya dapat di akses di link berikut: https://www.nobleparkps.vic.edu.au/page/11/International-Student-Program-
Waktu itu saya apply nya masih manual, sehingga donlod form, isi dan kirimkan file tersebut beserta berkasnya. Sedangkan saat ini sepertinya apply online melalui web tersebut. Dari Web sekolah kita akan di arahkan ke web Victoria Government yang menjelaskan tata cara How to apply: https://www.study.vic.gov.au/en/how-to-apply/Pages/default.aspx dan ketika kita klik apply online kita akan sampai pada halaman ini: https://oam.educationapps.vic.gov.au/home ikuti saja langkah-langkahnya.
Saat saya mendaftarkan anak saya dahulu, saya dibantu oleh agen education saya. Edlink COnnext Padang.
3. Melengkapi berkas-berkas syarat pendaftaran
Saya memberikan berkas-berkas berikut ini kepada agen, dan agen yang memprosesnya kesekolah.
Dokumen tersebut antara lain:
Setelah semua berkas lengkap dan pendaftaran diterima, maka bukti pendaftaran tersebut kita lampirkan ke dalam berkas pengurusan VISA.
5. Mengurus surat pindah sekolah dari sekolah lama (sekolahnya yang di Indonesia)
Dan terakhir, jangan lupa mengurus perpindahan anak kita dari sekolah lamanya. Karena halini berguna nanti saat dia kembali masuk ke sekolah di Indonesia. Jadi statusnya di data di Indonesia itu sudah harus pindah dari sekolah lamanya. Syaratnya adalah dengan memberikan bukti penerimaan dari sekolah barunya di Australia ke bagian TU atau operator di sekolah lamanya.
Dan jangan lupa menyimpan file surat perpindahan ini. Karena nanti bisa sja di akhir kita butuhkan tapi tak tahu lagi letaknya di mana.
Nah demikian sekilas berbagi pengalaman saya mengurus sekolah anak di Australia.
Dan untuk anak saya yang kecil, setelah berkonsultasi ke sekolah di sini, usianya rada tanggung. Masuk kinder nanggung, jadi disarankan nunggu saja sampai januaari untuk masuk kelas preparation (foundation, kelas 0) di SD. Nah karena kami sudah di australia, dan Udanya sudah sekolah di SD tersebut, proses masukknya sangatlah mudah dan gampang sekali, tanpa seleksi yang macam-macam. cukup dengan melampirkan dokumen seperti poin-poin di atas, dan langsubng diterima.
Satu bulan menjelang sekolah dimulai, sang anak dan orang tua mengikuti kelas orientasi sekali seminggu selama 1 sd 1.5 jam
Dan ditahun ajaran baru, san anak langsung sekolah.
Semoga lancar djaya ya teman-teman semua.
Semangat.
#Cerita dari Oz
Saya dan istri sepertinya memang orang-orang yang sebenarnya tidak ingin tampil di depan. Kami cukup menikmati untuk mengisi ruantg-ruang redup di balik layar. Tidak terlalu suka untuk disorot dan menjadi pusat perhatian. Waktu waktu berharga dan istimewa kami adalah saat-saat hanya ada kami dan diri kami sendiri serta keluarga. Terkhusus saya, keluarga pun juga keluarga kecil dan inti saja.
Saya...
Tidak begitu nyaman jika harus berada dengan orang lain dalam waktu yang lama. Apalagi jika penuh dengan ramah tamah buatan dan keramaian.
Tapi namanya hidup sebagai manusia tentu tak pernah akan lepas dari yang namanya interaksi. Dan sebagai orang normal, saya senantiasa berusaha untuk tetap berada pada jalur "kemanusiaan" saya yang bahwa tidak ada manusia yang hidup sendiri dan ia pasti membutuhkan orang lain.
Oleh karena itu, saya berkomitmen bahwa saya akan tetap berusaha untuk terus berada dalam jalur yang semestinya namun tidak berlebihan.
Beberapa rambu-rambu yang saya pakai adalah:
Jika tidak, maka sendiri bersepi menjadi lebih utama untuk saya pilih. Karena dengan begitu saya bebas melakukan apapun yang saya pikir dan inginkan tanpa harus terikat dengan orang lain.
-----------
Namun jika berkumpul dengan orang yang tepat, berlama-lama dengan orang-orang baik dan soleh adalah nikmat yang luar biasa.
Itu juga yang saya rasakan beberapa hari ini. walau harus bertahan dalam keramaian, namun dapat berjumpa dengan wajah-wajah teduh, wajah-wajah berseri dengan semangat, wajah-wajah tanpa iri dengki dan polemik. Sangatlah luar biasa. Menjadi penyejuk dan penyemangat. Karena jujur saja, dengan berinteraksi, saya jadi tahu bagaimana kerasnya perjuangan. Saya jadi tahu bahwa banyak orang luar biasa di luar sana. Sehingga bisa mengikis jumawa yang mulai tumbuh, bisa memangkas pongah yang mulai ada dan yang paling penting adalah bisa membuat saya menjadi hamba yang lebih banyak bersyukur dan bersyukur.
_______
orang mungkin tidak banyak yang percaya dengan sifat saya yang satu ini. :D
Hmmm....
It doesn't matter juga sih, mereka mau percaya ataukah tidak. :D :D
_______
Dan kalau sepanjang sejarah hidup saya dulu sekarang dan nanti, jika kamu melihat saya berada di tengah keramaian dan bahkan menjadi simpul tujuan semua pandang, dan bahkan menjadi suluh memimpin arah jalan, yakinlah saya telah terlebih dahulu bertarung dengan ego saya untuk bersepi diri dan menepi. Salah satu dari rambu-rambu di atas telah berhasil menang atas diri saya.
Bismillah, alhamdulillah kami sudah mulai kembali untuk bicara minimal satu kali dalam sehari dengan mentadabburi al qur'an.
Kemaren menjelang tidur sempat pillow talk sama anak bujang. Bahwa sebenarnya selama ini abi dan ummy meminta Uda dan Adek untuk berbuat baik kepada abi dan ummy itu tidak semata karena abi dan ummy memerintah-merintah saja. semua itu Allah yang perintahkan. Termasuk untuk berbuat baik kepada orang miskin, anak yatim piatu. Selain itu kami selalu meminta uda dan adek untuk berkata yang baik dan rajin sholat serta menepati janji. Itu semua Allah yang perintahkan. Bisa kita lihat di QS Al Baqarah 83.
Kadang dalam sesi bermain sering adek ni marah kepada Uda karena Uda mengganggu mainannya, atau merubah susunan legonya ataupun mereka sering rebutan leggo.
Pagi ini sebuah pesan WA singkat masuk dari MAMA.
"Innalillahi Wainnaillaihi Rajiun. Mak utiah alah pai"
__________
selamat jalan mak utiah (adiknya mama). semoga amal ibadah mak utiah diterima Allah SWT dan diampuni segala dosa dan khilaf.
Ronal mohon maaf lahir dan batin.
__________
cerita tentang rumah sederhana kami. The power of mama.
Yang selalu menjadi tempat berlabuh yang nyaman bagi banyak orang. Mama yang selalu membuka tangan dengan lapang. Yang selalu memberi kesempatan kedua ketiga dan kesekian kalinya. Yang selalu membuka pintu maaf nan lebar selebar-lebarnya.
Mama yang selalu sabar dan dengan keikhlasan menjadi tiang sandaran.
Yang selalu ada dengan segala "kekayaan" yang dia miliki yang tak pernah habis-habis nya.
"Harta" nya nan melimpah ruah bak air zam zam nan tak pernah habis.
Semoga sehat dan penuh berkah selalu mama.
__________
Di rumah sederhana ini dahulu nenek kami tercinta pada masa tuanya dirawat dan kami lepas dengan tenang.
Di rumah ini pula, Mak adang kami tersayang dirawat dan dilepas dengan tenang.
dan kali ini, rumah ini pula menjadi persaksi an terakhir mak utiah yang pergi dengan tenang.
ya...
Rumah sederhana di ujung jalan.
_________
semoga kita semua berusaha menjadi lebih baik dan berdoa untuk husnul khotimah.
Aamiin Ya Rabbal Alamin
Menjadi seorang pendidik di perguruan tinggi memiliki keunikannya tersendiri. Sama hal nya dengan profesi lain, yang tentu punya sekian banyak pekerjaan dan tanggung jawab.
Setelah sejak tahun 2015, saya aktif berkecimpung menggeluti profesi sebagai seorang dosen, saya mulai memahami dan menikmati segala hal yang terkait dengan nya.
Jika dibandingkan dengan sebagian keluarga besar saya yang profesinya sebagai guru, saya banyak bersyukur, tidak harus selalu berangkat pagi dan pulang di waktu yang ditentukan. Saya banyak bersyukur karena tidak terlalu terikat dengan jadwal yang kaku...
Tapi... Ada keinginan untuk mengucapkan selamat pada sanak famili saya yg guru, bahwa ba'da zuhur menjelang ashar beliau2 sudah bisa pulang ke rumah. Sedangkan kami, dengan segala ini dan itu nya acapkali maghrib baru sampai di rumah
Saya bersyukur, aktifitas saya tak hanya terbatas pada pengajaran dan pendidikan di dalam kelas. Saya juga melakukan penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Tri dharma perguruan tinggi. Bagian yang sangat saya sukai. 2 bagian terakhir ini pula yang kadang tidak dipahami oleh rekan2 saya non dosen.
"Manga se antum di kampus, mahasiswa sadang libur mah?"
"Kan antum ngajar lai 3 kelas nyo mah..."
Hehe...
Andai kau tahu kawan....
And by the way... Ketika sdh mumet dengan segala hiruk pikuk deadline tugas2... Saya dan istri sepertinya punya cara refreahing yang tergolong unik. Yaitu ngerjain artikel penelitian ataupun artikel pengabdian masyarakat.
Dan sepertinya saya sepakat dengan sebuah pernyataan yang dulu pernah saya dengar. Bahwa dosen itu, liburan dan jalan-jalannya adalah ikut seminar atau konferensi...
Asyik kan..
Buku
Buku adalah jendela dunia .
Itu sih kata orang. Tapi bagiku selain sebagai jendela dunia, buku juga merupakan pintu, pintu yang mengantarkan ku pada tempat- tempat yang kuimpikan. Bukankah Bumi Allah ini luas, dan kita disuruh berjalan di muka bumi ini untuk mencari hikmah dan pembelajaran yang baik. Ehm :)
Dahulu ketika kecil (kelas 6 sd atau 1 smp an lah) aku sangat senang melihat ibu berkutat dengan modul - modul kuliah nya. Modul kuliah berwarna hijau dengan ketebalan yang beragam. Aku masih ingat warna kertasnya yang buram, karena mungkin untuk penghematan maka modul tersebut menggunakan kertas jenis itu. Tak hanya berhenti sampai tahap terkagum kagum saja, aku bahkan membaca dan mengerjakan beberapa tes formatif dan sumatif yang ada di buku tersebut. Beberapa pelajarannya memang bisa terjangkau oleh ku karena ibuku kuliah pendidikan guru agama islam untuk sd di iain. Hati ini akan sangat senang jika saat mencocokkan jawaban dengan kunci yang ada dibagian akhir menunjukkan banyak kecocokan. Penilaian dilengkapi dengan rumus untuk mencari nilai akhir. Saat itu terpikir olehku ingin juga seperti ibu, terlihat keren berkutat dengan buku tebal-tebal.
Narasi diatas mengantarkan ku pada perjuangan untuk melanjutkan pendidikan sampai tingkat yang lebih tinggi. Ya.... Modul-modul hijau adalah pintu ku untuk memasuki dunia perkuliahan. Alhamdulillah sekarang aku juga berkutat dengan buku tebal-tebal. Bedanya itu buku ku sendiri, bukan lagi modul-modul hijau berkertas buram yang digunakan oleh ibu ku, tapi modul dan buku kuliah ku sendiri. Dan sekarang aku sedang berusaha untuk wisudaku yang kedua. Doakan yach.. ;)
Pintu kedua yang ingin ku sharing berjudul negeri van orange dan 99 cahaya di langit eropa. Tahu nggak sobat dengan dua buku tersebut? Kalo yang kedua tentu tahu kali ya, karena baru-baru ini buku tersebut sempat booming dan bahkan sudah diangkat ke layar lebar. Nah aku sudah membelinya lama sebelum orang-orang kenal dengan buku itu. Aku membelinya dengan niat, bahwa suatu saat aku juga ingin menapak tilasi tempat-tempat yang ada disana dan mungkin bahkan lebih dari itu. Saking sayang nya dengan buku tersebut maka saat membacanya pun tak henti kutitipkan doa disela-sela saat membalik halaman2 nya. Buku itu kuhadiahkan sebagai kado pernikahan salah seorang kakak senior yang menyemangati kami dengan cara yang anti maenstream. Saat itu rata-rata senior menyemangati untuk aktif berorganisasi, aktif melayani ummat, aktif meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah. Tapi kakak yang satu ini beda. Beliau menyemangati kami untuk juga menggenjot kapasitas diri untuk menjadi kader yang memiliki kompetensi spesific namun berwawasan global. Beliau tak sekadar menyemangati untuk aktif berorganisasi dan beribadah saja, tapi juga aktif untuk berprestasi.
Negeri van oranje. Banyak yang tahu mungkin, kalau buku ini merujuk pada negeri kincir dan tulip. Ya, the Netherlands. Pernah juga menemukan artikel yang menyebutkan bahwa nama negeri ini juga berarti kerajaan tanah. Ketika membaca buku ini, sama dengan buku yang sebelumnya, aku tak hanya sekedar membaca, tetapi membaca dengan menyelipkan mimpi-mimpiku disetiap halaman kisah-kisahnya. Buku ini menemani sata-saat galau proses seleksi dan penantian pengumuman penerimaan beasiswa ke Belanda. Alhamdulillah, Allah mengizinkan ku untuk menjelajahi Belanda dan Eropa, walau tak semua tempat yang ada di buku tersebut bisa kusilaturrahimi, tapi tak masalah, karena ku bisa membuat lembaran-lembaran ku sendiri.
Beberapa pintu lain sudah pernah ku buka seperti "think dinar", "aku beribadah haji" dan lain-lain namun sepertinya belum saatnya untuk melangkah kesana, cukup "melongokkan pandangan" saja terlebih dahulu. Insya Allah semoga diridhoi. :)
Yang saya ingin sampaikan dicatatan ini adalah, kita tak hanya cukup sampai sekedar bermimpi saja namun harus membuat mimpi tersebut real dalam visi kita. Hingga itu menjadi salah satu penyemangat dan menerjemahkan mimpi tersebut kedalam kesungguhan usaha dan doa. Dengan buku, bisa membantu kita untuk memperjelas visi atau gambaran tentang mimpi-mimpi kita.
Tapi mimpi tentu tinggalah mimpi. Karena kenyataan adalah sesuatu yang pasti. Maka hiduplah dalam kenyataan. Bawalah mimpi-mimpi mu pada kenyataan, hingga kita tak sekedar termasuk golongan orang yang panjang angan-angan. Insya Allah.
Ini ceritaku, menyambut masa liburan weekend dan habis ditolak bimbingan thesis tadi sore karena pembimbing sibuk. #ngambeg ah.... Karena di php in pembimbing, maka sory sory Pak, I will put it for a while. No thesis in this week end. :) #sikap
^_^
Your Jho
Bumi Allah, Ketintang Surabaya 14 May 2014