Medeniyetin Besigini Koruyalim
Sarunai Ombak Nan Badabua.
Alam Takambang Jadi Guru. Mozaik kelana dari balik lensa.
Whether you like it or not, mathematics is everywhere.
My daily Journal~ avonturen in de wildernis van het leven.
Pictures of a Daily Life Journey (2023-...).
(sebuah postingan Wa yang telah di share di group. Terimakasih untuk penulis dan yg men share nya)
Pada suatu hari, di dalam majelis Rasulullah ﷺ, seorang sahabat duduk dengan wajah penuh kegelisahan. Matanya menunduk, jemarinya saling menggenggam, seolah ada sesuatu yang berat di hatinya. Ia menghela napas, lalu dengan suara lirih, ia berkata,
"Wahai Rasulullah, aku ingin bertanya… tetapi aku khawatir, mungkin pertanyaanku ini akan membuatku semakin malu di hadapan Allah."
Rasulullah ﷺ tersenyum lembut, tatapan beliau penuh kasih sayang. "Katakanlah, wahai saudaraku. Tidak ada pertanyaan yang membuat seseorang hina jika ia bertanya untuk mencari kebaikan."
Sahabat itu mengangkat wajahnya perlahan, matanya mulai berkaca-kaca. "Wahai Rasulullah, aku merasa shalatku sering tidak khusyuk. Kadang aku mengingat urusan dunia, kadang pikiranku melayang entah ke mana. Aku takut shalatku tidak diterima oleh Allah… apakah dengan shalat seperti itu, aku tetap mendapatkan pahala?"
Sekejap, suasana menjadi hening. Para sahabat yang lain menunduk, merasakan kegundahan yang sama. Mereka tahu betapa beratnya pertanyaan itu.
Namun, yang terjadi setelahnya benar-benar tak terduga. Rasulullah ﷺ tidak segera menjawab. Beliau menatap sahabat itu dalam-dalam, lalu air mata mulai membasahi pipi beliau. Para sahabat terkejut—mereka jarang melihat Rasulullah menangis dalam keadaan seperti ini.
Dengan suara bergetar, Rasulullah ﷺ berkata, "Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh setan tidak akan pernah berhenti berusaha mencuri bagian dari shalat seorang hamba, hingga ia teralihkan. Tetapi ketahuilah… Allah tetap melihat usahamu."
Beliau menarik napas dalam, lalu melanjutkan, "Wahai saudaraku, jika engkau meninggalkan shalat hanya karena takut tidak khusyuk, maka setan akan menang. Tetapi jika engkau tetap berusaha shalat meski dengan kehadiran pikiran yang mengganggu, ketahuilah… setiap kali engkau berusaha kembali kepada Allah dalam shalatmu, saat itulah Allah menyambutmu."
Air mata sahabat itu jatuh. Ia menangis, begitu pula para sahabat lainnya.
Kemudian Rasulullah ﷺ berkata dengan penuh kelembutan, "Bayangkan seorang ibu yang melihat anaknya berjalan ke arahnya, tetapi anak itu sering jatuh dan tersandung. Apakah sang ibu akan marah? Tidak! Ia justru akan berlari menghampirinya, mengangkatnya, dan mendekapnya erat. Itulah Allah… Ia lebih penyayang dari seorang ibu kepada anaknya. Selama engkau terus kembali, Allah akan selalu menerimamu."
Sahabat itu menangis terisak. Begitu pun para sahabat lainnya. Betapa Maha Pengasihnya Allah, betapa luas rahmat-Nya.
Dari hari itu, sahabat itu tidak lagi putus asa dalam shalatnya. Ia tetap berusaha, dan setiap kali pikirannya melayang, ia mengingat kata-kata Rasulullah ﷺ:
"Setiap kali engkau berusaha kembali, saat itulah Allah menyambutmu."
لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Artinya: “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (Q.S. AL-Qadr : 3 )
تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ
Artinya: “Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan..”(Q.S. AL-Qadr : 4 )
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam menyebutkan tentang hari Jumat kemudian beliau bersabda: Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa di waktu itu, pasti diberikan apa yang ia minta.” Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasul SAW bersabda:
"Carilah waktu itu di akhir waktu setelah sholat ashar" (HR Abu Dawud)
Bismillahirrahmanirrahiim
Berikut adalah salah satu summary yang disampaikan oleh salah satu teman dalam sebuah majlis. Beliau menyampaikan dari materi Taujih ustadz yang pernah beliau simak.
Tak terasa sebentar lagi Ramadhan pada tahun 2025. Insya Allah akan masuk pada tanggal 1 Maret 2025.
Bagaimana dengan persiapan kita?
Jangan sampai kita lalai dan lupa. Jangan sampai kita merasa ini adalah hal biasa, sehingga kita tidak mempersiapkannya dengan baik.
Hal-hal berikut bisa menjadi renungan untuk kita di penghujung bulan Sya'ban ini dan menyambut bulan Ramadhan.
1. Lupa bertawakkal kepada Allah
Bisa jadi bagi kita, menyambut bulan Ramadhan sudah kita mulai dengan mempelajari teori dan hal-hal yang misalnya terkait dengan fiqh puasa. Namun kita lupa bertawakkal kepada Allah. Kita lupa bahwa segala hidayah itu dari Allah, dan keberkahanpun berasal dari Allah. Maka jangan sampai perasaan kita bahwa kita telah mengetahui dan memahami seluk beluk puasa, apalagi sudah sekian kali melewatinya membuat kita jumawa. Seharusnya kita tetap bertawakkal dan bermohon kepada Allah agar dapat menjalani ibadah selama puasa Ramadhan dengan lebih baik dan meraih derajat Taqwa sebagaimana yang dijanjikan.
2. Lupa membuat perencanaan jadwal dan amalan selama Ramadhan
Bisa jadi kita sudah merasa terbiasa dengan bulan Ramadhan yang setiap tahun sebelum ini bisa kita lalui. Sehingga kita tidak membuat perencanaan khusus tentang amalan dan target ibadah serta kegiatan kita di bulan Ramadhan kali ini. Jangan sampai kita melewatkan momen Ramadhan hanya karena tidak membuat perencanaan. Tentu kita tidak ingin bulan penuh berkah ini berlalu sedangkan kita tersibukkan dengan dunia belaka.
3. Lupa memperhatikan masalah hati
Lupa yang ketiga ini juga berbahaya. Bisa jadi kita telah mempelajari pengetahuan tentang puasa, telah membuat perencanaan tentang amalan yang akan kita lakukan di bulan Ramadhan. Tapi kita lupa melibatkan qalbu kita di dalam nya. Kita lupa untuk bersukacita dalam menyambut bulan ini. Kita lupa menghadirkan hati kita, sehingga terasa kering dan rutinitas belaka.
4. Lupa untuk bertobat atas dosa-dosa sebelumnya
Menyambut bulan yang berkah ini maka kita harus segera memulai Tobat kita saat ini dan sekarang ini juga. Jangan sampai kita lalai dan lupa membersihkan diri kita dengan bermunajat dan memohon ampunan dari Allah SWT. Semoga dengan pembersihan diri ini, maka kita bisa memiliki frekuensi yang sama dengan bulan mulia yang sedang kita nantikan kedatangannya ini.
5. Tidak berani memprioritaskan akhirat selama bulan ramadhan
Selama bulan ramadhan nanti bisa jadi pekerjaan dan urusan-urusan dunia kita tidak berkurang bobot dan tekanannya. Maka berpandailah dalam memaksimalkan waktu yang kita miliki. bertekadlah untuk mengutamakan urusan akhirat kita daripada urusan dunia. Maka yakin lah urusan dunia itupun akan terselesaikan jua atas izin Allah swt.
6. Gagal menghadirkan rasa "bisa jadi ini ramadhan terakhir kita"
Dan satu hal lainnya yang tak kalah penting adalah, jangan sampai kita gagal dalam menghadirkan rasa "BISA JADI INI ADALAH RAMADHAN TERAKHIR KITA". Jika ini terjadi, maka bisa membuat kita bermalas-malasan dan menunda memaksimalkan ibadah dan tobat kita. Seadngkan kita tidak tahu apakah kita masih akan berjumpa lagi dengan Ramadhan selanjutnya. Maka dari itu beribadah lah semaksimal mungkin seolah-olah ini adalah ramadhan terakhir kita.
Semoga kita bisa menyambut ramadhan 2025 M ini denghan sukacita dan persiapan yang matang zahir dan batin. Insya ALLAH.
Ya Allah, berkahilah kami di bulan Sya'ban dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan, Aamiin YRA