Official Site: Ronal Rifandi

Sarunai Ombak Nan Badabua.

Ajo Ronal~ Jejak Petualangan

Alam Takambang Jadi Guru. Mozaik kelana dari balik lensa.

(click) SCIENCECLOPEDIA

Whether you like it or not, mathematics is everywhere.

Catatan Si Jho

My daily Journal~ avonturen in de wildernis van het leven.

The Rifandi

Pictures of a Daily Life Journey (2023-...).

09/03/2013

Kenapa loe begitu getol mengekspose dirimu sih Jho?

Setelah begadang semalaman untuk menyelesaikan sebuah cross staff, Kamu tahu sob apa itu coss-Staff? nggak ya?, cari gugel gih.. Ini kami kerjakan dalam rangka menjalankan tugas negara denga baik. Memenuhi tugas temugas yang di instruksikan oleh Expert dalam hal sejarah masa lalu dunia matematika. Pagi ini berencana untuk lanjut kepada perjuangan berikutnya: menelurkan ide-ide cemerlang dan mendeskripsikannya dalam seribu kata. (essay for tugasnya Elwin). Namun walau otak ini telah di program untuk mulai mengerjakannya, belum satupun kalimat baru yang muncul kepermukaan. Ya sudahlah, kenapa kita tak rehat saja dulu sejenak. 

Hmm... menatapi kesibukan Lange Rozendaal pagi ini, aku teringat kembali dengan selorohan beberapa hari yang lalu. Asbabun nuzulnya sih sederhana saja. kami sedang melakukan uji popularitas. Mencoba mengetikkan nama-masing-masing di kotak search google. Hmmm dan engkau tahu sobat, kalau enggak tahu silahkan coba sendiri, ketika namaku di tuliskan maka akan keluarlah deretan situs jejaring sosial dan blog-blog yang ku kelola. Dan tentu saja ini lebih banyak dibanding dengan teman-teman sebelah yang hanya sekedar muncul di fb, twitter, dan lembaran-lembaran pengumuman PMRI di berbagai situs PMRI kampus-kampus Indonesia yang sepertinya copy paste. Hmm.. sedikit jumawa saat itu.

Dan sampailah muncul pernyataan--> Ya iye lah, wong semua jejaring sosial di sign in in dan punya blog dimana-mana, "KAMU KOK GETOL AMAT SIH JHO DALAM MENGEKSPOSE SEGALA KEHIDUPANMU?" itu pertanyaan temanku (dengan sedikit revisi pelebayan).

Ehm...
Mungkin kita punya pandangan berbeda tentang memaknai ini.
Untuk dirimu ketahui sobat, aku punya hobi membaca dan cita-cita untuk menjadi seorang penulis. Nah dengan kemampuan sederhanaku yang hanya seuprit ini tentu aku tak bisa menembus belantara dunia penerbitan dengan mudah, sehingga jadilah aku menuliskannnya di blog-blog yang kumiliki, dimana aku bisa dengan bebas berekspresi dan bereksplorasi.

Ehm...
Aku memang seorang pendengar yang baik, tapi terkadang kita juga butuh di dengar, kan?. bukankah ini sudah menjadi ketentuan, sebuah ketimbal-balikan. Tapi..... sama-sama kita tahu bahwa para pendengar yang ada di atas muka bumi ini, sayangnya, juga punya mulut dan otak yang dengan  itu mereka bisa ikut berbicara dan -kadang membicarakan- serta memberi penghakiman dengan pikiran-pikiran mereka. Sedangkan saat itu, barangkali saja aku hanya ingin didengar. Di lain pihak aku juga bukanlah orang tertutup yang mampu menyimpan segalanya. Maka dari itulah aku menulis. Dan kadang yang kutulis bukanlah terkait dengan masalah yang ada, tapi karena dengan menulis aku bisa merasakan sesuatu yang menenangkan dan kesejukan psykologis. Aneh ya :D ?,  aku juga tak tahu kenapa.

Ehm... ("Naaaall... kebanyakan ehm.. jadi nggak bagus".  tetangga sebelah mengomentari!!. Ronal: eghh.... sakkarepkudech.. bersisik).

Alasan berikutnya adalah, aku ingin "MENGINSPIRASI DUNIA".  Terdengar sok dan utopis ya...?? (biarin wueek) Mungkin saja di sebuah tempat nun jauh disana, disuatu kala nanti ada yang tersesat kedalam salah satu laman yang kulelola dan mereka menjadi tergerak dan terinspirasi atau minimal terlintas pikiran kebaikan di dalam kepalanya, maka aku akan sangat senang sekali. Walau hanya segelintir, tapi setidaknya aku telah berkontribusi.

Nah.. last but not least. Aku ingin meninggalkan jejak untuk kalian. Jika nanti aku sudah tiada, dan beberapa diantara kalian ada yang TERingat denganku, maka kalian bisa bertemu denganku lagi melalui halaman-halaman maya ini. Dan lagi.. jika aku tak sempat bersua dengan anak-cucu-cicitku nanti, mereka bisa belajar atau sekedar berkenalan dengan ku- melalui tulisan-tulisan sederhana ku ini. 

^_^
Jadi begitulah, disatu sisi akan terlihat narsis, alay, lebay, kurang kerjaan (MAKSOD LO??) dan pandangan2 negatif lainnya. Tapi aku sudah bersikap, bahwasanya aku melakukan semua ini on purpose, dan aku enjoy melakoninya.

Oya jika saja anda mahu tahu ini lah halaman-halaman yang ku kelola, baik yang aktif ataupun tida ataupun hanya yang sekedar duplikasi.

1. Yang resmi dan official tentu saja http://ronalrifandi.blogspot.com/ yang dari sini kebanyakan terkait dengan link-link lainnya.
18. http://situsbahankuliah.blogspot.com/
Sejauh ini sih itu yang kuingat. Silahkan berkunjung ya.. ^_^

02/03/2013

Berkah Silaturrahiim

Jum'at ku yang sedikit temaramentahlahsedang nggak mood.

Jum'atan dikampus pun teraa sedikit hambar (gimana nggak hambar... wong jamaahnya seperti tak bersemangat gitu... Oh Tuhan, Izinkan Baim bisa Jum'atan di Masjid, dengan jamaah yang penuh semangat, amiiiin).

Ketemu dengan instructur bahasa Inggris kami yang nyentrik dan wow punya. Hari ini ia tampil beda sekali. Riwayat pertemuanku dengan nya : 1. Pake kaos oblong putih berkerut dan sedikit terlihat kucel, dan kayaknya belum mandi.(kayaknya lo ini ya...). 2. Pake kaos lagi, dipadu padan dengan coat yang ciamik. Tapi tetap terlihat sebgai Free man. 3. Nah ini nih yang se Nah Nah nya... hari ini beliau tampil beda dengan pakaian resmi lengkap. kemeja, jas dan celana silver, dengan rompi silver plus dasi biru kembyang-kembayang kecil. Coool and keren abis. two thumbs up.. Dan tahu nggak dia bilang apa Sob??? Dia kate jangan terkesima, ia tak punya maksud khusus berpenampilan seperti ini. Ia hanya terbangun pagi ini dan whoaa ini jum at, dan dia ingin saja mencoba sesuatu yang beda, agar tak monoton. Nah se Nah Nah nya kan itu... gimana Rani (my fellow student) nggak klepek-klepek.

Ok.. Next
Ujian sejarah Matematika.
NO COMMENT --> comment dikit deh AMPUNNN DIJEE --> i love aljabar and kalkulus peubah banyakteori fungsi variable complex ataupun analysis real. (-daripada sejarah).

Dan dilanjut dengan agenda "Sokrab 3.15" entah lah... cuma take time untuk merayakan nikmat bahwa sudah akhir jumat dan tugas tak banyak. Melakukan dua tes psikology ecek-ecek ala wahid and mbak jeki (my other fellow students). (~Sokrab 3.15 = Sosialita keakraban ruang 3.15)

Hmmm...
Pulang, berniat mampir dulu ke Dorm nya mbak-mbak PPI yang mau balik ke Indonesia. Secara kami tetangga yang baik, maka kami bersedia dengan ikhlas untuk mewarisi isi kulkas dan lemari dapurnya beliau. Wujud tenggang rasa dan tepaselira. (aplikasi PPKN) #sikap.

Eh... ternyata ada Mas-mas PPI dan istrinya juga berkunjung. Judul kunjungan nya mungkin "melepas warga yang pergi". dan Eh eh lagi, ternyata di lantai atas adalah kediamannya Mbak Eha dan Bg Andi. Warga Indonesia di NL sini. jadi deh ramah-tamah dan sharing dan bertukar pendapat (-sayangnya nggak bertukar pendapatan juga). Dan Eh eh eh eh yg luar biasa... kita dijamu dengan gorengan dan Martabak daging (AKHIRNYAAAAAA... gorengaaaaaan.. Alhamdulillah) lalu plus Makan malam dengan sup dan ayam goreng krenyes krenyes. Ditambahi kentang goreng dan puding. Lekker. Aku sih segan sebenarnya (aku kan pemalu), namun atas nama togetherness dan menghargai jerih payah tuan rumah, maka aku ikut. 

Fiuh.. anak-anak baik memang di sayangi Allah. ^_^

Danke well semua. Syukron jazakallahu khairan katsiron.


26/02/2013

Bedah Film Alkinemokiye bersama PPI Utrecht


Kultwit #alkinemokiye
pers rilis di detiknews, rimanews, antaranews, kompas,

Hari Ahad tanggal 24 February 2013, kepalaku terasa pusing dan berat, maklum mengejarkan deadline tugas yang semakin dekat.

Ada undangan untuk menghadiri diskusi bersama PPI Utrecht di Aula SGB. Niat untuk ikut lumayan pupus, karena masih banyaknya tugas. Namun ternyata suratan tangan memang mengharuskan untuk hadir disana, dan lagian aku juga sudah submit (mudah2 an essay pertamaku dapat diterima dengan baik, amiiiiiiiinn). Para Impomewati memasak kolak, mereka meminta bantuan untuk mengantarkan ke tkp, karena mereka tak bissa ikut, sebab baru selesai Forum An Nisa di rumah warga, dan masih belum kelar tugas. 

So Hadirlah aku di De Bazelstraat 31, markaznya SGB.
Acara kali ini merupakan acara PPI kedua yang kuikuti setelah sebelumnya juga ada kajian tentang Banjir Jakarta yang pers rilisnya bisa teman2 baca disini.

tema adalah Bedah film "Alkinemokiye" menghadirkan langsung sang sutradara dan juga seorang peneliti (yang pernah aktif di LIPI) untuk membedah film dokumenter tersebut. Berbeda di acara pertama, Kesempatan kali ini aku mendapati banyak wajah-wajah baru, Kemungkinan itu sahabat2 seperantauan dari PPI Kota lainnya.

Untuk Cerita sore ini, sobat bisa simak dari kultwitnya Uda Yusuf (Sekjend PPI Belanda) yang kebetulan juga hadir di acara.


Klik disinirikut kultwitnya yang bisa sobat baca melalui link berikut ini.

25/02/2013

Motivasi untuk studi lanjut ^_~

Pagi menjelang siang ini kami kebetulan cepat kelar kuliahnya, dan alhamdulillah untuk pertama kalinya tidak mendapatkan tugas di mata kuliah di belanda sini. Fiuuuh, leganyaaa. Walau sudah ada berlembar2 jurnal yang menanti untuk dihabisi. 

Hmm... sembari membuat list pertanyaan untuk interview dengan researcher yg juga dosen ttg kebiasaan membaca beliau, sayup-sayup dari meja seberang sana ku mendengar para waanita membicarakan tentang lanjut studi... entah lah apakah topicnya nyambung atau tidak, tapi menurut penelaahan telingaku yang alhamdulillah tajam, cerita dibawah cocok buat di share. (secara aku kan pendengar yang baik). ^_^

Semangat ya kawan : Rani -semangat untuk persentasinya besok ya, Mbak Jeki - thanks sardennya, Yoga -ayo ke Betty :( , Siwi - semoga lekas sembuh and Cici - itu rambut di apain kek gituu -__-  

----------------
Bismillah..

Jika kisah di bawah ini terjadi pada tahun 2000. Barangkali muslimah yang diceritakan tersebut sudah lulus S3, atau bahkan menjadi seorang Profesor..

= = = = =
Waktu itu, sekitar tahun 2000, datang seorang mahasiswi kepada seorang dosen, dia menghampirinya dengan wajah yang muram, dan kemudian berkata, “Pak, beasiswa Program Magister dan Doktor saya lolos”.

Hanya itu saja kalimat yang keluar dari mulutnya, tanpa diikuti ekspresi apapun dari wajahnya padahal di luar sana berjuta – juta orang memimpikan pencapaian ini. Sang dosen tertegun, kemudian dia berkata, “Bagus dong dek, kamu bisa bikin bangga banyak orang, dan itu merupakan jalan hidup yang sangat baik. Lalu apa yang membuat kamu terlihat bimbang dek?”

Akhirnya mahasiswi itu bercerita kepada sang dosen. “Pak, sekolah hingga S2 dan S3 merupakan cita-cita saya sejak kecil, ini adalah mimpi saya, tidak terbayangkan rasa bahagia saya saat memperoleh surat penerimaan beasiswa ini…. Tapi pak, saya ini akhwat, saya wanita, dan saya bahagia dengan keadaan ini. Saya tidak memiliki ambisi besar, saya hanya senang belajar dan menemukan hal baru, tidak lebih.. Saya akan dengan sangat ikhlas jika saya menikah dan suami saya menyuruh saya untuk menjadi ibu rumah tangga.. Lalu, dengan semua keadaan ini, apa saya masih harus sekolah?? saya takut itu semua menjadi mubazir, karena mungkin ada hal lain yang lebih baik untuk saya jalani.”

Pak dosen pun terdiam, semua cerita mahasiswinya adalah logika ringan yang sangat masuk akal, dan dia tidak bisa disalahkan dengan pikirannya. Dosen itu pun berfikir, memejamkan mata, menunggu Allah SWT membuka hatinya, memasukkan jawaban dari pertanyaan indah ini…

Dan jawaban itu datang kepadanya, masuk ke dalam idenya…. Pak dosen berkata seperti ini kepada mahasiswinya. . “Dek, sekarang bertanyalah kepada hati kecilmu, apa dia masih menginginkan dirimu untuk melanjutkan pendidikan ini hingga puncak nanti..” .. Sang mahasiswi bingung, dia menunduk , air mata turun dari kedua matanya, seakan dia merasakan konflik hati yang sangat besar … yang saling ingin meniadakan.. Dosen itu melanjutkan nasehatnya..

“Dek, saya ingin bertanya kepadamu, kapan pertama kali engkau berhadapan dengan seorang S3 dan mendapat ilmu darinya?” “Sejak saya kuliah di ITB , Pak.” Jawab sang gadis. Kemudian dosen itu melanjutkan ,”Ya dek, betul, saya pun demikian, saya baru diajar oleh seorang lulusan S3 semenjak saya kuliah di kampus ini.. Tapi dek, coba adek fikirkan, bahwa saat engkau memiliki anak, maka orang pertama yang akan menyapih rambut anakmu adalah seorang lulusan S3. Orang yang pertama mengajaknya berjalan adalah seorang ilmuwan tinggi, dan sejak dia mulai membaca, dia akan dibimbing dan dijaga oleh seorang Doktor. Itulah peranmu sebagai ibu nanti, apakah engkau bisa membayangkan betapa beruntungnya anak manusia yang akan kau lahirkan nanti.?”

Dan itulah jawaban Allah SWT melalui pak dosen…. Mahasiswi itu tersadar dari konflik panjangnya, dan ia tersenyum bahagia, sangat bahagia, air matanya menjadi air mata haru, dan ia berdiri, mengucapkan terima kasih nya kepada sang dosen, dan berkata , “Pak, terima kasih, akan saya lanjutkan pendidikan ini hingga tidak satupun puncak lagi yang menghalangi saya.”

Betapa hidup itu sangat berarti, dan jadikan ia bermakna. Bukan uang yang nanti akan membuatmu bahagia, tetapi rasa syukur mu lah yang akan menjadi kebahagiaan yang hakiki.

sumber:

17/02/2013

Trio widuri, sebuah mozaik

Sebuah mozaik indah ketika di K2 09. Ruang Perjuangan.

Edisi, jangan terlambat dikelasnya Bu DJ. ^_^

(maaf ya temans, aku sudah minta izin kan ya) ya kan sobats ;)
Bu Prof DJ kami mengatakan bahwa hal serupa juga ia berlakukan di semua kelas yang ia ampu.

Yang terlambat dengan batas waktu yang disepakati, maka kebagian tugas, membaca puisi, menyanyi atau menari.

Dan beliau sudah memetakan kecenderuangan dari mahasiswa2 nya.
Jika mahasiswa S1, maka favoritnya adalah lagu-lagu anak-anak, seperti balonku, naik-naik ke puncak gunung. Kalau mahasiswa S3 lain lagi, mereka lebih memilih menyanyikan lagu-lagu nasional. (Nasionalisme nya tinggi). Kalau mahasiswa penjaskes, mereka lebih memilih untuk berpuisi, nah lo???, mereka akan search puisi di internet dan membacakannya dengan khusu' ^_^.

"Nah baru kali ini, kok saya disuguhi kembang kenangan seperti ini" Kata beliau di K2 09 kami itu.

Miss you Prof and you sobats.

Semoga sehat dan sukses penuh berkah.

15/02/2013

Surat Cinta yang Menyejukkan.

Dinegeri minoritas muslim, dinegeri yang sampai saat ini aku belum pernah mendengar sekalipun suara azan (kecuali azan pelan-pelan kami saat kami-kami jumatan di ruang kerja kami pekan kemarin), sungguh kerinduan untuk berada di dalam masjid begitu tinggi. Sangat dalam dan menggebu-gebu. Targetku di pekan depan adalah ke Masjid. Insya Allah.

Bukankah ini juga bumi Mu ya Rabb, maka aku yakin akan menemukan banyak tanda cinta-Mu di benua biru ini. Kuatkanlah aku untuk menemukannya. Menemukan rahasia keindahan dan defenisi perjuangan. Hmm, ampunkanlah kekurangan dan kelalian ku dan teman-teman ya Ghofar. Jangan Engkau berpaling dari kami, sungguh, hanya kepada Mu kami berserah diri dan memohon pertolongan.

hmm...

Senja ini, setelah salju yang kembali turun dengan lebatnya, aku mengutip beberapa ayat yang indah dan menyejukkan ini... Semoga dapat melepas kerinduanku pada suasana dahulu yang kini nun jauh disana.

Tak ada tendensi kenapa memilih mengutip beberapa ayat-ayat ini, hanya saja karena ini merupakan bagian dari qiroah qur'an ku hari ini.

QS An Nahl 65
Dan Allah Menurunkan air (hujan) dari langit dan dengan air itu DihidupkanNya bumi yang tadinya sudah mati. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran).

QS An Nahl 69
"... Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berfikir."

QS An Nahl 78
" Dan Allah Mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur."

QS An Nahl 79
" Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dapat terbang diangkasa dengan mudah. Tidak ada yang menahannya selain Allah. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang beriman."

^_^

Dan disini sekarang sedang Salju. 

Viva Guatemaladreef


salju di kampus



28/01/2013

From Holland, The first

Pengalaman pertama keluar negeri, pengalaman pertama untuk terbang dengan penerbangan internasional, yang kali ini kami menggunakan jasa MAS, Dari Jakarta ke KL dan lalu langsung ke Amsterdam. 10.479 km,  dan kami sampai di Schipol NL lebih kurang pukul 6 an waktu setempat. 

Keluar dari Bandara, langsung disambut Oleh Orang dari Universitas, Point utamanya sih bahwa kami disambut oleh dingin yang dahsyat dan hujan serta angin yang membawa hawa dingin itu serasa sampai ketulang. Tergopoh-gopohlah kami memakai semua perlengkapan dengan dobel. Bener-bener sob, Sungguh besar Kuasa Allah yang bisa membeginikan alam.

Acara pertama kami adalah brifig sejenak dan singkat padat dengan Mrs Betty dan Seorang Mister dari UU di rumahnya Karel di Lange Rozendal. Intinya adalah kami di bekali dengan sebuah amplop berisi surat selamat datang beserta info nya dan 10 lembaran Euro 50. Ini lah Euro-euro pertamaku, semoga bisa mengawali hidup hemat ala Indonesia di Negeri Kincir ini. Oya dan satu lagi, perangkat khusus yang mesti di punyai yaitu kartu transportasi. pelajaran Moral dari Kartu tsb adalah #don't forget to Check in and Check Out.

Setelah itu kami diserahkan ke Landlord masing-masing.

7 dari kami tetap di Lange, 3 lainnya termasuk saya mesti melanjutkan perjalanan ke Overvecht. Dan Alhamdulillah saya kebagian di Guatemaladreef bersama dengan seorang kawan dari Makasar. Awalan sedikit canggung, namun itu tak bertahan lama, suasana segera mencair seiring mencairnya Salju yang turun beberapa hari yang lalu.

Berikut cuplikan beberapa agenda saya dan teman-teman di Hari Pertama.

lesehan di KL Airport

yang ga mau lesehan, monggo berdiri!!!









Teman-teman kami di Lange sudah memulai explorasi mereka, asyik ya kelihatannya... hehe. Selamat berjuang bersama di Belanda Sobs.

Sementara itu, ehm, Kami yang di overvecht mengambil cara yang berbeda untuk menikmati hari pertama. Sebagai orang Minang sejati, ketika merantau, hal pertama yang dilakukan di negeri orang adalah mencari "induk semang". Sebuah istilah yang kurang lebih maknanya adalah orang tua angkat, pengayom, dan sejennisnya. Sehingga hari pertama kami habiskan untuk yang demikian. Saya tinggal di rumah yang disewakan oleh keluarga Indonesia. Ada dua bangunan rumah yang berdekatan. Yang satu ditinggali oleh Land Lady kami sekeluarga plus anak-anak putri yang kost dan rumah di depanya yang diisi oleh anak-anak cowok. Untuk yang putra, kami semua ada 6 orang. Rata-rata mereka sedang PHD dan Post Doctoral. Ada juga satu orang bule.

Kesan pertama di dunia maya dengan Land Lady kami sesungguhnya tak begitu gimanaa gitu, karena berbeda dengan teman2 yang lain, dimana Land Lord mereka begitu agresif untuk mengabari ini dan itu melalui email. Kami hanya berkomunikasi dengan FB dan itu pun alakadarnya. Namun, sodara-sodara, Namun senamun-namunnya, teryata beliau orang yang kind sekali. Menghantar kami memasuki rumah baru kami, dengan kehangatan bersama seluruh penghuni di kedua rumah.

Tak dinyana tak disangka, hehe lebai,... Kami di ajak ke rumah utama untuk sarapan. Wah Pas Banget deuh. Walau di pesawat sudah makan banyak hal yang beraneka ragam, Tapi terang saja kami sudah lapar lagi. Beginilah jadinya sarapan kami:




Menu utama nasi putih dan nasi goreng plus mie goreng dan daging bakso (kayaknya)


Tak hanya makan, banyak cerita dan hal-hal lain yang diperbincangkan. Saat acara selesai, kami disarankan untuk tidak tidur dulu, supaya tidak jetlag dan bisa segera menyesuaikan diri dengan ritme di belanda. Karena katanya, kalau kita mengikuti hawa nafsu untuk tidur, padahala sekarang belum saatnya istirahat bagi orang disini, maka kita yang baru datang ini akan mengalami kekacauan waktu, aku istilahkan sih begitu. Bisa-bisa nanti, selama seminggu kita akan bangun dan tidur masih mengikuti waktu Indonesia. Katanya sih begitu, entahlah.


Wal hasil, seharian, dengan menahan ngantuk dan capek kami beres2 (walau sampai sekarang belum beres juga) serta orientasi medan dengan teman yang sudah dulu meninggali kost Kami tersebut. Banyak hal baru dan mungkin membuat shock akan kami alami, semua memang butuh proces. ^_^

Ups... belum selesai Bro, Sarapan tadi pagi itu hanya sesi informal. Malamnya, Si Ibu Land Lady, mengadakan jamuan makan malam resmi menyambut warga baru di guatemala dreef. Bukan hanya kami berdua sih, ada satu mas mas yg sudah dua bulan disini, plus satu cewek yang akan mulai short course.

Dinner ini rame, beliau mengundang keluarga Indonesia lainnya yang juga sudah menetap di sini. Ramah dan bersahabat.

kue selamat datang (kayaknya sih)









Sedikit anti maenstream bukan, saat yang lain sudah mengapload foto eksplorasi mereka, kami lebih mementingkan menjalin kedekatan emosional dan rasa togetherness, #aseeek.
Masih ada satu teman kami lagi yang belum tercapture disini, Ia tinggal di overvecht juga, tapi di Singaporedreef, blok yang berbeda dengan saya, lumayan jauh (walau kata orang sini dekat saja itu).


Wuokey.. postingan pertama yang cukup panjang dan lebar. Tapi tak apalah, namanya juga euforia... Mudah-mudah han hari hari mendatang banyak hal dan pelajaran serta hikmah yang bisa saya bagikan. Berbobot dan berisi, tak hanya sekadar narsis2an berfoto :D

Bismillahirrahmanirrahiim
Ready for the new Battle in this Country,
I (will) Love the Netherlands


First fight : go to campus by  bis in the cold winter !!!











19/01/2013

Senangnya punya nenek seorang profesor

hmm,
Minggu yang berat ini pada akhirnya berlalu, walau babak belur tapi setidaknya dipagi ini aku masih bisa tegak berdiri. ^_^ Terimakasih ya Rabb atas anugrah cintaMu yang menghiasi hari-hari hamba yang akhir-akhir ini terasa sedikit rentan.

hmm, Pekan yang berat itu Belum benar-benar berakhir sih, kami masih harus menanti nasib tentang Abstract aljabar, presentasi dan telaah teori untuk Introduction to RME dan harus membuat draft kasar rancangan design pembelajaran untuk cikal bakal thesis kami nanti, terutama bagi yang insya Allah akan segera berangkat ke Holland di pekan depan (ya Rahman... ternyata pekan depan :) tak terasa itu berarti sebentar lagi insya Allah. Mudahkan dan berkahilah ya Rabb).

Nah, pagi ini saya berencana memulai untuk membuat tugas design kasar tersebut. Ini merupakan tugas akhir semester untuk mata kuliah Product Development yang di ampu oleh Prof. Dr. Siti M Amin. Tapi sayang seribu sayang Sob, bukannya fokus pada design, eh aku malah terbayang dengan sosok Profesor kami yang satu ini. Apalagi ingat dengan kisah dan penuturan beliau saat memberi workshop PMRI di kelas kami Sabtu, 12th of January 2013 lalu. Ya sudahlaah, sekalian refreshing, kutuliskan saja tentang beliau disini ya.. hehe.

Penuturannya sangat memukau, mampu menguasai kami sehingga workshop yang berjalan lumayan lama itu tak membuat kami bosan. Prof Amin, dalam presentasinya banyak menyelipkan kisah dan cerita real yang beliau alami sendiri sehingga contoh-contoh yang diberikan kaya dengan kondisi nyata yag mudah untuk di visualisasikan dalam pikiran kami sebagai audience. Ada beberapa point yang ingin saya dokumentasikan dalam tulisan kali ini.

Beliau menyampaikan bahwa dalam sebuah penelitian pernah menemukan bahwa struktur orang gila itu tidak jauh berbeda dengan struktur otak orang kreatif. Terkait dengan itu, maka profesor kami ini mengatakan bahwa "Saya lebih suka dikatakan orang gila, dari pada hanya melakukan hal-hal biasa". Waw, benar memang, sesungguhnya orang kreatif itu mampu melakukan sesuatu yang mungkin belum tercapai oleh pemikiran orang lain, yang mana orang lain tersebut berada dalam kelompok yang banyak, sehingga ide orang kreatif tadi dikategorikan aneh.

Dahulu, saat beliau suatu kali pernah meminta seorang dosen dari Luar negeri untuk mengajar di kelas yang beliau ampu, Bu Amin mendapat pandangan dan tanggapan yang mempertanyakan dari rekan sejawatnya di jurusan, kenapa orang lain dibiarkan masuk dan mengajar di kelas, itu merupakan sesuatu yang gimannaaaaa gituuu untuk saat itu. Padahal Bu Amin, sudah meminta izin ketua jurusan dan pada rekan satu tim nya di mata kuliah itu. Tapi ya... begitulah tanggapan dari yang lainnya. Namun, beberapa tahun kemudian, malah beliau yang diminta untuk mencarikan orang-orang dari luar untuk mengisi workshop ataupun kuliah terbuka untuk di jurusannya, Nah lo... ketika Bu Amin menyatakan kok dulu saya dilarang-larang, eh malah sekarang disuruh mencarikan, temannya tersebut menjawab, "Ibuk sih, dulu kan belum musim, sekarang sudah musim" :D Begitulah, Ibu kami ini memakai slogan Semen Padang katanya, "Kami sudah melakukan sebelum orang lain memikirnya".

Point lainnya yang membuatku terkesan adalah cara beliau mengelola keluarganya, terutama dalam menyiapkan generasi mudanya. Beliau sangat memperhatikan bagaimana agar anak tumbuh dan berkembang dengan baik, menjadi kreatif, kritis, logis dan analitis, *aseek. Bagaimana beliau menciptakan sebuah kekonsistenan dalam keluarga untuk mendidik si kecil. Menjawab pertanyaan anak, sesuai dengan logis yang sesuai dengan jangkauan akal mereka. Anak juga tak harus dikekang dan dimarahi yang bukan pada tempatnya, tapi dimengerti dan disalurkan. Misal ketika cucu beliau masih kecil suka mencoret-coret dinding, maka disalurkan dengan menyediakan papan tulis sendiri khusus untuk mereka masing-masing. Ketika masih saja mencoreti dinding, mereka diajar untuk memahami dan mengerti bahwa bukan disana tempat nya corat-coret, untuk proses ini, Beliau mesti berkali-kali mencat ulang dinding tersebut. Tapi tetap saja ada pembelajaran yang beliau masukkan kepada kepribadian cucunya tersebut.

Untuk masalah makanan, tak kalah tegasnya, sebagai contoh beliau konsisten untuk tidak menggunakan msg dalam masakannya dan berusaha untuk tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan tersebut. Hal ini beliau wariskan pada anak keturunanya, dan bahkan cucunya pun mengerti akan hal ini, tentu dalam batas jangkauan logika akal mereka.

Bu Amin menekankan bahwa perlu kesabaran dan keseriusan dalam mendidik anak agar menjadi orang yang kreatif dan sukses. Dan itu disiapkan sedari kecil, bahkan balita. Banyak cara-cara orang kebanyakan yang kurang tepat dalam menyiapkan manusia-manusia kecil itu. Dan penjelasan dan pengalaman beliau membuka pikiran dan pandanganku tentang hal ini. Sungguh senang ya, menjadi keturunan beliau, sungguh beruntung anak cucunya dibesarkan oleh seorang profesor.

Insya Allah anak cucuku nanti juga akan demikian. Tenanglah wahai anak (cucuku nanti) kalian juga akan dibesarkan oleh seorang Profesor Insya Allah. Prof Ronal Rifandi. ^_^

Semoga ibu dalam keberkahan yang diberikan oleh Allah SWT. Terimakasih tas ilmu yang bermanfaat, tetaplah menjadi sinar mercusuar yang mengarahkan kapal-kapal agar tak menghantap karang pantai. 

10/01/2013

Harta Gono Gini

Istilah yang terdiri dari 3 kata di judul posting ini merupakan salah satu kata populer dalam keseharian saya dan kawan-kawan di kelas. Apalagi jika sudah melaksanakan sebuah kegiatan bersama. Tentu kita sudah sama-sama paham ya, kalau bahwasanya hampir semua memerlukan biaya. Tak ada yang gratis di dunia ini. Dan disaat yang sama saya dan teman-teman merupakan anak-anak kost yang karena situasi kondisi kebanyakan sedang tidak berpenghasilan tetap, atau bahkan lebih naas lagi jika boleh dibilang tidak berpenghasilan sama sekali. Dan lagi kami masih di PHP oleh pemberi beasiswa, karena sampai sekarang belum sepeserpun kami menerimanya... (semoga urusannya segera kelar dan berujung pada keindahan :) ).

Walaupun begitu, kami menyadari bahwa segala sesuatunya jika dihadapi bersama maka akan indah dan menguatkan, hehe. 

Nah, sudah menjadi sebuah ketentuan umum bagi kami jika di sebuah kegiatan atau event, sebut saja jalan-jalan atau makan bareng misalnya, untuk berurun bersama, dengan catatan yang jelas, uang siapa di pakai untuk apa. Lalu setelah itu dilakukanlah pembagian setara untuk setiap rupiah yang telah di share bersama.

Satu pengalaman menarik juga menjadi titik tolak ku dalam mendefinisikan kembali harta gono gini. Ceritanya seperti ini, pada sebuah kesempatan, kami mengadakan dinner bareng syukuran telah selesainya pelatihan IELTS dan selesainya proses seleksi untuk beasiswa kami ke Holland. Kami bersepuluh plus dua orang tentor kami makan malam bareng di restoran di Sutos. Tempat yang kami pilih, termasuk yang high class, aji mumpung, sekali-sekali di moment khusus. (dari pada makan penyetan dan lodeh teruss).

Ketika selesai, jujur saja kami (the students) sedikit bimbang tentang siapa yang harus membayar, karena berdasarkan pengalaman, jika makan-makan dengan dosen itu, biasanya sang Dosen lah yang membayarkan makanan yang dimakan. Walau kami sudah menyiapkan uang, tapi kami menunggu pergerakan dari Dosen instrukturnkami tersebut. Dan yupss... ketika bill datang, salah seorang dari tentor kami mengeluarkan dompet dan membayarnya. Terlihat kecerahan di wajah 10 anak manusia itu, maklum lah porsi yang dimakan sedikit mahal (bukan sedikit sih, tapi emang mahhhhal). Tapi tiba-tiba sekonyong-konyong, Ms instruktur kami yang satunya lagi berujar bahwa biaya makanan tadi harus di share masing-masing, sesuai apa yang telah di makan. Terjadi sedikit bantah-bantahan kecil di antara mereka berdua. Yang satu bilang gak papa, yang satu mesti di share secara proporsional. "Mereka harus di ajar dengan budaya yang seperti ini, biar nanti di negeri orang tidak shock", itu ujar beliau. Dan memang, menurut buku yang kubaca, disana jika ada acara kumpul-kumpul dan makan bareng, sudah menjadi hal lumrah bahwa setiap orang akan membayar apa yang mereka makan.

Walhasil, tanpa rasa malu, di meja makan itu juga kami menghitung apa yang dimakan dan di bagi biyanya, walau bagi kami yang ten students itu biaya tetap di bagi rata. Nah luar biasanya lagi, dari Ms kami yang satu lagi aku belajar tentang pembagian uang, beliau tetap menghitung secara detail sampai ke tingkat ribuannya. Dan Ketika tidak ada kembalian atau uangnya, kami bilang tak masalah, namun beliau bersikeras untuk mengatakan bahwa itu adalah bagian dari hutangnya. Dan benar saja sobat, keesokan harinya, beliau datang ke kelas kami hanya untuk membayarkan uang yang sekitar 9 atau sepuluh ribuan itu. Saluuut.

Nah, Aku pun bertekad untuk mencoba belajar berlaku sama. Berusaha untuk berhati-hati dengan harta gono gini ini. Secara jelas dan tegas serta details. Walau mungkin akan sedikit aneh jika dilihat dari kacamata orang kita yang segan menyegan.

Tapi aku menambahkan sedikit catatan, bagiku, jika mesti ada basa-basi maka cukup 3-4 kali saja... :D Misal jika mereka memberiku sesuatu, aku sudah berniat untuk menolaknya, namun tetap ditawarkan, dan lalu kutolak, tapi ditawarkan terus, maka di kesempatan ke empat aku akan menerima, hidup ini keras, rejeki jangan ditolak. Demikian juga, jika aku berniat memberi, lalu yg mau kuberi itu menolak dan kami berproses beri-tolak sampai tiga putaran, maka di putaran keempat jangan salahkan aku jika sesuatu itu tak jadi menjadi milikmu. Kata pamungkas tentu saja : " Baiklah jika kamu memaksa... " :D

Mudah-mudah an tidak salah kaprah, menurutku ini benar. ehm

04/01/2013

Andalkan saja dirimu

Hmm...
Tahun Baru semangat baru.

Aku termasuk orang yang merasa tidak masalah jika harus mengucapkan selamat tahun baru 2013. Semoga di tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya, insya Allah amin.

Baiklah, dengan niat berbagi dan aktualisasi diri melalui tulisan, maka Jho Rifandi kebali hadir dengan postingan baru (walau postingan sebelumnya belumlah kelar :))

Dalam menjalani kehidupan, sebagai seorang manusia tentu kita tak akan pernah lepas dari yang namanya interaksi dengan orang lain. Sudah menjadi kebutuhan hakiki bagi kita untuk terlibat dalam hubungan sosial untuk bertahan hidup dan juga untuk hidup itu sendiri.

Tapi saya ingin menyoroti sebuah sudut dimana mungkin luput dari fokus sebagian dari kita. Yakni tentang ketergantungan. Tidak masalah memang jika dalam keseharian kita berkongsi dengan orang lain, kita bisa saja meminta bantuan dari pihak lain, agar apa yang kita inginkan tercapai. Tetapi, sering terjadi hal ini jika berketerusan membuat kita menjadi tergantung dengan pihak lain tersebut. Bisa jadi kita menunda-nunda melakukan sesuatu, dengan dalih bahwa si A nanti bisa membantu kita, atau si B mungkin bisa bersama-sama ddengan kita untuk mengerjakannya. Dan di lain situasi misalnya kita membutuhkan sesuatu, lalu tanpa berusaha dahulu untuk mengusahakannya sendiri kita sudah menerima uluran bantuan atau bahkan mencari-cari pertolongan orang lain dari sana sini. Yang pada akhirnya tidak menumbuhkan kemandirian kita. Tidak memaksimalkan daya yang sebenarnya ada dalam diri kita.

Tidak salah, memang tidaklah salah jika menerima bantuan dari orang lain, tapi menurutku (yang dikemudian hari baru kusadari) alangkah lebih baik jika semuanya kita usahakan dahulu semampu kita. Kerjakan dengan sungguh-sungguh dan kalau bisa paksakan diri kita untuk melaksanakannya sendiri. Jangan terbuai dengan kemungkinan-kemungkinan kemudahan yang diberikan orang lain, karena insya Allah, Allah tak akan memberikan sesuatu persoalan yang melebihi batas kesanggupan hambaNya.

Dengan begini, kita tak akan terbelenggu oleh rasa balas budi, karena terang saja, jika kita menerima bantuan dari orang lain, secara manusiawi kita akan memiliki rasa berhutang budi dengan oang tersebut, yang kadang kala membuat kita terikat dan sedikit tidak objektif (setidaknya ini yang pernah kurasakan).

Sebagai orang yang menghargai kebebasan (yang proporsional), maka saya bertekad untuk berdikari dan mengoptimalkan kemampuan yang ada pada diri sendiri. BUKAN berarti "bersolo karir" ataupun menutup diri dari interaksi "tolong-menolong" yang juga merupakan ajaran luhur dalam agama kita, tetapi hanya berusaha untuk mensyukuri nikmat potensi yang dimiliki dan hidup bebas tanpa tersekat rasa-rasa hutang budi.

Dan yang paling penting menurutku, berusahalah untuk menjadi penolong dan berguna bagi orang banyak, bermanfaat bagi orang-orang yang ada disekitar kita, bermanfaat bagi lingkungan alam disekitar kita. Tanamlah budi dimana saja kita berada, tetapi dengan niat dan ketulusan yang penuh keikhlasan. Insya Allah jalan akan selalu ada bagimu yang selalu membukakan jalan untuk orang lain (dalam hal kebaikan).

Baiklah... Andalkan saja dirimu, dan sahabat sahabat terdekatmu, karena mereka merupakan bagian tak terpisahkan dari dirimu.
Dan Yakinlah pada rahmat dan keberkahan dari Tuhan mu.

Aku sebenarnya belum seideal apa yang menjadi pandanganku di dalam tulisan ini, tapi setidaknya dengan menuliskan ini, akan mengingatkanku untuk BERDIKARI. Insya Allah.