13/07/2012

Berawal dari TIK...

Dalam aktivitas kita, yang disebut orang sebagai aktivis, tentu sudah terbiasa dengan istilah TIK. Tiga huruf yang sering sekali disebutkan dalam setiap rapat, terkhusus rapat persiapan sebuah kegiatan. Sebenarnya TIK juga dikenal dalam dunia pembelajaran. Dalam sebuah blog di jagad maya ini saya menemukan paragraf berikut :

Tujuan instrusional khusus (TIK)Tujuan instruksional khusus (TIK) adalah tujuan pengajaran dimana perubahan prilaku telah dapat dilihat dan diukur. Kata kerja yang menggambarkan perubahan prilaku telah spesifik sehingga memungkinkan dilakukan pengukuran tanpa menimbulkan lagi berbagai perberdaan penafsiran. Misal TIK yang dirumuskan sbb “Siswa akan menunjukkan sikap positif terhadap kebudayaan nasional”, dapat lebih dikhususkan dengan mengatakan “siswa akan membuktikan penghargaannya terhadapa seni tari nasional dengan ikut membawakan suatu tarian dalam perpisahan kelas”.
Namun kita tidak akan membahas sudut pandang dalam bidang pendidikan tersebut. Saya hanya ingin mengingatkan kembali diri saya dan juga teman-teman terkhusus bagi yang aktif dalam dunia pergerakan bahwa dalam berkegiatan jangan sampai kita melupakan hal yang satu ini. TIK, mungkin terlihat sederhana tapi sangat besar pengaruhnya.

Keberhasilan bukan sekedar dengan parameter terlaksana atau tidak. Bukan hanya semata dengan banyaknya peserta yang hadir. Tapi keberhasilan berawal dari kejernihan tujuan yang diimpikan. Berlanjut dengan proses pencapaiannya yang dituntun oleh tujuan tadi. Sampai kemudian bagaimana output yang dihasilkan. TIK sangat berperan untuk mengawal sesuatu agar berjalan  menuju arah yang benar. 

Kemarin saya dan teman-teman baru saja mengevaluasi sebuah kegiatan yang kami angkatkan. Dan ada yang menarik ketika kami membahas evaluasi terkait materi dan pemateri. Ada 10 materi dalam kegiatan itu, kemudian kami yang ada di Tim ini di pj kan untuk menjadi instruktur mendampingi pemateri, baik sebagai moderator ataupun kondisiator (yg mengkondisikan ^_^ ). Nah salah seorang instruktur mengatakan dalam laporannya, bahwa untuk materi yang ia ampu tidak tercantum dalam panduan apa TIK yang ingin dicapai. Sehingga saat menjadi moderator ia berimprovisasi sendiri dalam memberikan pengantar. Dan ternyata setelah pemateri menyampaikan materinya, itu sangat berbeda dengan yang ia hantarkan tadi (semoga saja peserta tidak bingung, :-) ). Untung saja pemateri saat itu merupakan 'orang dalam' yang memang paham dengan tujuan dari kegiatan itu dan output yang diharapkan.

Lain lagi dengan sebuah materi lainnya. Ada TIK yang tidak tersampaikan oleh pemateri, sehingga di lokasi kami melakukan penyesuaian dengan menambah satu materi lagi, khusus hanya untuk memenuhi TIK yang tidak tersampaikan itu. Hal tersebut terjadi mungkin saja saat menyampaikan undangan sebagai pemateri kepada yang bersangkutan tidak dipastikan beliau mengerti dengan TIK yang diharapkan.

Nah dari dua hal di atas, perlu kita sadari bahwa sebelum bekerja di lapangan, kita pahami dulu arah dan output yang ingin kita hasilkan. Agar pekerjaan kita tersebut optimal, efektif dan efisien.

Dan bagi PJ/ seksi panitia acara yang biasanya diserahi amanah untuk menghubungi pematri, harus memahami TIK dari materi itu dan memastikan TIK itu juga dipahami oleh pemateri yang diundang. JANGAN lagi ada pemateri diundang hanya dengan diberikan "judul" saja. Kecuali mungkin untuk materi-materi yang bersifat wawasan dalam kajian rutinitas yang TIK umumnya cenderung sama untuk setiap materinya.

Wallahualam ^_^

0 comments: